contact
Test Drive Blog
twitter
rss feed
blog entries
log in

Thursday, January 28, 2010

Hey..hari ini saya senang sekali..sepertinya baru kali ini saya merasakan perasaan senyaman ini di rumah saya sendiri. Dulu ketika kakek saya belum meninggal.rumah ternyaman adalah rumah kakek saya tersebut. Namun semenjak beliau meninggal, saya tidak pernah lagi menginap disana dan baru sekaranglah saya temukan arti kenyamanan itu kembali, di rumah saya.

Saya adalah orang yang tidak terlalu suka keluar rumah sendirian. Karena ujung-ujungnya buang-buang uang. Karena itu, arti rumah begitu besar untuk saya. Tempat dimana seluruh keluarga kami berkumpul. Tempat dimana kami melakukan sarapan dan makan malam bersama. Tempat dimana kami melakukan morning tell dan dining tell kebiasaan kami. Tempat dimana kami berbagi air mata,kekonyolan,dan segala sesuatunya bersama-sama.

Rumah kami termasuk dalam rumah sederhana. Tidak besar juga tidak kecil untuk 6 orang penghuninya. Cat pagar putih kami sudah berganti-ganti kesekian kali. Seingat saya dulu warnanya hijau. Entah sejak kapan berubah jadi putih.

Di depan rumah kami adalah lahan terhijau dan terasri di blok kami. Karena di depan rumah masih bisa ditemukan danau kecil dan beberapa pohon mangga dan jambu yang tumbuh dengan rimbunnya. Walaupun jumlah pepohonan di depan rumah kami tidak sebanyak dulu, tapi masih bisa terdengar beberapa pasang burung berkicau di dahan pohon-pohon itu. Kicauan burung-burung itu sangat menenangkan hati. Saya sangat bersyukur disaat orang-orang memburu rumah dengan harga sangatlah tinggi untuk kenyamanan ini, saya bisa mendapatkan semuanya secara Cuma-Cuma di depan rumah saya.

Ibu saya suka membeli perabotan untuk rumah kami. Untung saja, beliau tidak membelinya dalam ukuran besar. Ibu suka membeli perabotan sesuai fungsi dilihat dari semakin banyaknya barang-barang kami diperlukan tempat yang besar pula untuk menyimpannya.

Jika ingin melihat kawasan perumahan kami secara luas. Dapat dinikmati lewat loteng rumah saya. Jika naik ke balkon atas dan duduk disana, dapat disaksikan pemandangan luar biasa. Jika kami memandang sedikit ke arah kanan disana ada gereja bethany yang konon terbesar se asia tenggara. Bentuknya menarik seperti sarang burung raksasa. Jika memandang lurus ke depan ada masjid perumahan kami dengan kubah sucinya. Disanalah warga melaksanakan sholat berjamaah. Ke ujung kanan ada wilayah brimob. Tak heran bila terkadang di pagi hari ada pria-pria muda gagah berlari pagi di depan rumah kami, tapi sekarang sudah tidak pernah lagi. Jika memandang sekitarnya bisa dilihat beberapa rumah sederhana kompleks kami dengan beberapa wilayah yang masih hijau diisi beberapa pohon dan burung berkicau dengan riangnya.

Ketika cuaca sangat panas diluar, di dalam rumah kami sangat sejuk. Atap rumah kami yang membumbung tinggi diiringi angin yang ditiupkan dari desir pepohonan membuatnya sejuk. Jadi bila cuaca sangat panas diluar kami merasa bersyukur sekali ketika di dalam. Memang sedikit mengkhawatirkan ketika hujan besar datang. Pepohonan yang tinggi di depan rumah kami meliuk-liuk dengan kencangnya. Jadi ketika hujan badai turun, kmai memilih untuk menutup tirai dan enggan melihat 'seramnya' diluar.

Ayah dan ibu bekerja setiap hari dari pagi jam 8 sampai jam 7 malam. Belum lagi kalau ada yang lembur. Jadi pertemuan kami di rumah sangatlah berarti.

Kalau ada yang bangga mempunyai kolam renang di rumahnya. Saya tidak demikian. Kami sekeluarga memang hobi berenang. Dulu, ketika semuanya belum sesibuk sekarang kami berenang setiap hari minggu pagi, sampai siang hari. Sekarang kami bereangkat sendiri-sendiri jika ingin berenang. Kami cukup meletakkan satu buah akurium di rumah untuk menambah suara gemericik air. Tapi entah kenapa, sekarang di akurium itu ikan-ikannya mati semua dan belum diisi kembali.

Jika ada yang membayar beberapa puluh ribu untuk membeli suasana nyaman yang dibutuhkan ketika menulis di kafe-kafe tidak demikian dengan saya. Di dalam rumah saya begitu nyaman untuk menulis. Suara burung berkicau yang beradu lantang, gemericik air akuarium, tiupan angin sepoi-sepoi di dalam rumah, dan pemandangan perumahan kami yang menakjubkan begitu menghangatkan suasana ketika menulis. Dan saya sangat bersyukur sekali bisa menikmati hal ini.

Terkadang saya berpikir, ibu saya menabung untuk membeli rumah ini sambil kuliah dahulu untuk persiapan jikalau ibu berumah tangga. Dan sekarang hasilnya, ada rumah senyaman ini hasil jerih payah ibu dan satu rumah nyaman seperti ini lagi hasil jerih payah ayah ketika muda di daerah kebraon. Lalu bagaimana jerih payah saya untuk masa depan saya kelak???bagaimana saya bisa menyediakan rumah senyaman ini untuk keluarga saya kelak??

Memang saya akui. Saya terlena dengan semua kenyamanan yang diberikan orang tua saya termasuk rumah ini. Lalu dimana letak usaha saya untuk masa depan saya sendiri disaat saya sudah terbiasa hidup seperti air mengalir tanpa arah dan tujuan. Itu yang saya pikir sekarang. Sekarang saya sudah kuliah, waktu yang sama ketika ibu saya mulai bekerja dan menabung untuk membeli rumah ini. Apa yang harus saya lakukan???

I really love my house .. This is home sweet home..how I could get it for my own family next??

0

0 comments:

just come and see *kikikkkkiikkik

Powered By Blogger

Followers