contact
Test Drive Blog
twitter
rss feed
blog entries
log in

Sunday, July 4, 2010

AYAH...

betapa bangganya aku memilikimu oh ayahku..utukutukutuk...

nggak banyak orang kayak ayah.seseorang yang hebat dari segi manapun.

Kakek saya adalah seorang penjahit.beliau pintar sekali menjahit.dan kakek juga punya kemampuan memijit yang "mencubit". Sewaktu aku kecil ketika sakit, dipijat kakek langsung sembuh. Kakek punya toko tempat usahanya menjahit yang diganti menjadi tempat pangkas rambut. Sampai sekarang toko ini masih ada diteruskan oleh anak2 kakek lainnya. rumah kakek ada di jalan kalibutuh, tidar. Setiap aku kesana, Aku selalu masih bisa mengingat setiap detik aku mengiringi kepergiannya ke pangkuan Allah SWT.mulai dari aku berjalan melewati bendera kuning di ujung gang sampai aku duduk terpaku di tmpt peristirahatan terakhirnya.

Nenek. Menurut cerita, nenek adalah seseorang yang luar biasa. Yah, aku tidak begitu ingat secara personal kisahku dengan nenek. Nenek meninggalkan kami tahun 1994. Ayah dan ibu selalu menceritakan kisah luar biasa sayangnya nenek kepadaku. Karena memang nenek ku orang yang luar biasa. Ayah selalu bercerita tentang kue-kue buatan nenek yang dibuatkan khusus kepadaku. Bahkan katanya aku sudah hapal surat Al-Fatihah saat aku masih begitu kecil dahulu berkat nenekku. Ayah ibuku rajin sekali menceritakan tentang nenek, Agar kami semua masih dekat dengan dia.

Ayah itu 8 bersaudara[yang ke-8 meninggal sewaktu bayi]. Ayah anak ke 2.
Ayah dibesarkan di lingkungan yang sederhana.Tapi karena pergaulannya yang luas membuatnya bisa kemana-mana dan menikmati apa saja.

Saya kurang mengerti cerita lengkap ayah bisa melanjutkan kerja di telkom. yang jelas ayah itu lulusan SLTA. Ayah hobi dengan barang-barang antik termasuk mobil. karena itu mobilnya dari dulu "nggak genah" alias terkadang suka rewel. Cerita tentang ban copot,lampu copot, pintu copot,dll yg copot ayahku udah pernah mengalaminya. Karena itu nggak heran ketika ayah punya VW combi kakek lebih memilih naik taksi untuk kembali ke rumah dari RS karena takut terkaget-kaget liat apaan lagi yang bakal copot.

Dari muda, konon ceritanya. Ayah adalah seseorang yang amat sangat gaul. Pergaulannya luas karena Ayah pernah ditempatkan dimana-mana dan mengikuti kegiatan macam-macam. karena pergaulannya yang sangat luas, Ayah menjadi lebih jenius dari orang-orang kebanyakan dengan caranya sendiri.

Ayah dulu anak band, suka main billyard, dan pergaulan khas anak band menjadi cerita klise tentang ayah.

Soal mode, jangan pernah berdebat dengan ayah. Pasti kalahnya. Dari dulu sampai sekarang celana jeans ayah tidak pernah tidak ber merk. Ayah memilih merk bukan karena gengsi tapi kualitasnya. bukan juga cuma soal jeans. Dari kaos sampai jam tangan pun begitu. Nggak jarang pula beberapa outfit yang ayah pakai atau yang ayah belikan untuk keluarga tiba-tiba muncul aja gitu di TV dan jadi tren. Tapi setelah saya selidiki, tidak semua outfit ayah ini memang merk asli. sekali lagi yang dipentingkan Ayah itu kualitasnya. Jadi, ketika ayah menyentuh suatu barang dipastikan barang itu kualitasnya bagus dan ber merk. Namun ketika harganya terlalu mahal ya nggak diambil juga. Jadi intinya yang penting kualitas, karena Ayah bisa menilai kualitas hanya dengan melihat saja.

Soal musik, jangan juga debat.kalah kuadrat deh. Ayah seorang drummer. Saya pernah ngeberesin itu stik drum satu set mulai dari genre pop sampai jazz. Ayah juga penyanyi. Kalau di kondangan langganan maju ke stage pasti. Ayah ngeband dari muda. Waktu Dilla lahir, Ayah nggak ngedampingin ibu soalnya lagi manggung di acara ulang tahun telkom. Jadi soal musik, kalau Ayah bilang jelek ya jelek. Tapi kalau sekalinya Ayah denger dan suka ya jadilah Hits mereka.

Soal makan dan minum, jangan coba-coba sekali lagi.

"dulu ayah itu makan steak bisa sampai bosen enek saking keseringannya"


Kedengerannya rada congkak.hha. Padahal itu memang kenyataan. Di usianya yang muda, sudah berkerja, berkeliling kota, ditambah pergaulan yang luas membuat ayah hampir tidak pernah merasakan makanan tidak enak. Semua makanan dari kaki lima sampai berbintang Ayah udah tamat nyobainnya. Karena itu kami sekeluarga dididik untuk bisa makan apa saja, agar bisa dengan mudah menyesuaikan diri ketika pergi ke suatu tempat. Nggak heran kalau kami selalu dengan mudah pergi kemanapun tanpa khawatir makanan disana. Karena lidah kami sudah dilatih untuk merasakan semua citarasa makanan mulai kaki lima sampai berbintang. Nggak heran juga, kalau sekarang Ayah agak susah diajak makan di restoran. Sudah bosen waktu muda katanya..hha

lanjut ke part 2...

0

0 comments:

just come and see *kikikkkkiikkik

Powered By Blogger

Followers